Dalam era digital yang terus berkembang, pertumbuhan bisnis menjadi lebih menantang daripada sebelumnya.
Namun, ada pendekatan yang mengubah permainan yang sedang berkembang, yang disebut growth hacking.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu growth hacking, memberikan contoh eksklusif tentang B2B growth hacking, mendalami contoh strategi growth hacking, menyoroti bagaimana startup dapat mengadopsinya, merinci pentingnya growth hack untuk mentalitas, dan mengidentifikasi siapa penemu konsep ini.
Apa Itu Growth Hacking?
Growth hacking adalah strategi eksperimental dan inovatif yang berfokus pada pertumbuhan bisnis melalui upaya yang efisien dan terukur.
Pendekatan ini digunakan untuk menggabungkan elemen pemasaran, analitik, teknologi, dan kreativitas guna mencapai hasil pertumbuhan yang signifikan.
Growth hacking tidak hanya untuk startup; perusahaan besar juga mengadopsinya untuk tetap relevan di era digital yang kompetitif.
Contoh-contoh Growth Hacking
- Dropbox dan Program Referral: Dropbox berhasil memanfaatkan program referral yang memberikan ruang penyimpanan tambahan kepada pengguna yang mengajak teman-teman mereka bergabung. Ini adalah contoh klasik dari incentivizing existing users to bring in new ones.
- Airbnb dan Kebijakan Tuan Rumah: Airbnb menciptakan kebijakan “host guarantee” yang memberikan jaminan pada tuan rumah dalam hal kerusakan. Hal ini meningkatkan kepercayaan tuan rumah dan mendukung pertumbuhan platform.
- Hotmail dan Viral Marketing: Hotmail memasukkan tautan “Get your free email at Hotmail” di setiap email yang dikirim oleh pengguna mereka. Ini menyebabkan pesan ini tersebar dengan cepat dan mendukung pertumbuhan pengguna Hotmail.
Contoh B2B Growth Hacking
B2B growth hacking melibatkan strategi pertumbuhan kreatif yang ditujukan kepada bisnis lain. Misalnya, perusahaan A dapat bekerja sama dengan perusahaan B untuk menciptakan program kemitraan.
Namun, di sini kita akan membahas contoh B2B growth hacking yang terkait dengan konten gap.
Sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan solusi perangkat lunak canggih untuk industri logistik menemukan bahwa kebanyakan pesaing hanya menawarkan materi pemasaran yang umum, seperti panduan produk dan studi kasus.
Namun, mereka mengidentifikasi konten gap dalam bentuk panduan langkah demi langkah tentang cara mengintegrasikan solusi perangkat lunak mereka dengan sistem logistik yang ada.
Dalam upaya untuk mengisi celah ini, perusahaan teknologi ini bermitra dengan perusahaan logistik besar dan menciptakan serangkaian panduan dan tutorial khusus.
Mereka mempublikasikannya sebagai sumber daya bersama di kedua situs web mereka, membaginya di media sosial, dan bahkan menawarkannya sebagai unduhan gratis.
Hasilnya, mereka berhasil menarik perhatian pelanggan potensial yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan solusi perangkat lunak dengan sistem logistik mereka.
Contoh-contoh B2B Growth Hacking
- Strategi Konten Tepat Sasaran: Perusahaan B2B sering menciptakan konten yang sangat spesifik untuk menarik audiens target mereka. Contoh bagusnya adalah perusahaan yang memahami bahwa klien potensial mereka adalah pemilik toko eceran. Mereka dapat membuat seri konten panduan yang mengatasi masalah khusus yang dihadapi pemilik toko eceran, seperti manajemen inventaris. Dengan menyediakan solusi langsung untuk masalah target mereka, perusahaan ini menarik perhatian pemilik toko eceran yang kemudian menjadi pelanggan mereka.
- Pemasaran Kolaboratif: Bekerja sama dengan perusahaan lain dalam ekosistem B2B adalah cara yang efektif untuk mencapai pertumbuhan. Misalnya, seorang penyedia perangkat lunak untuk manajemen keuangan B2B dapat bekerjasama dengan perusahaan pengaudit untuk menciptakan paket bersama yang mencakup solusi perangkat lunak dan layanan audit. Ini adalah win-win: perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan dari kemitraan ini, dan pelanggan mendapatkan solusi yang lengkap.
- Program Penghargaan untuk Pelanggan Setia: Dalam lingkungan B2B, mempertahankan pelanggan setia seringkali lebih menguntungkan daripada mencari pelanggan baru. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mengadopsi program penghargaan untuk pelanggan setia mereka. Mereka memberikan insentif dan diskon kepada pelanggan yang terus menggunakan layanan mereka. Hal ini mendorong pelanggan untuk tetap berlangganan dan memberikan bisnis tersebut keuntungan jangka panjang.
- Pendekatan Pemetaan Kebutuhan Pelanggan: Sebuah strategi growth hacking yang kuat adalah memahami benar-benar kebutuhan pelanggan Anda. Ini melibatkan survei, wawancara, dan pemahaman mendalam tentang masalah yang ingin mereka selesaikan. Dengan informasi ini, perusahaan B2B dapat menciptakan solusi yang sangat relevan dan memastikan bahwa pesan pemasaran mereka memenuhi kebutuhan klien.
- Pemasaran Video Interaktif: Dalam lingkungan B2B, video interaktif dapat menjadi alat yang kuat. Contohnya adalah perusahaan yang membuat video interaktif yang memandu calon pelanggan melalui proses pilihan produk atau layanan yang tepat untuk mereka. Ini bukan hanya alat pemasaran yang menarik, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data berharga tentang preferensi pelanggan.
- Optimasi Email B2B: Email tetap menjadi alat yang efektif dalam strategi B2B growth hacking. Dengan mendekati email dengan cara yang kreatif, perusahaan dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan. Contohnya adalah perusahaan yang menggunakan alat email marketing yang canggih untuk mengirim pesan yang sangat tersegmentasi kepada calon pelanggan mereka.
Keberhasilan B2B Growth Hacking
B2B growth hacking telah terbukti berhasil dalam berbagai industri.
Perusahaan B2B yang sukses mengimplementasikan strategi ini dapat mencapai pertumbuhan yang sangat cepat dan efisien.
Mereka tidak hanya mendapatkan pelanggan baru, tetapi juga mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Strategi Growth Hacking
Strategi growth hacking sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Dalam penggunaan praktisnya, ini melibatkan serangkaian tindakan seperti:
- Analisis Data Mendalam: Menggunakan analitik untuk melacak perkembangan dan mengidentifikasi peluang pertumbuhan.
- Eksperimen Berkelanjutan: Terus menerus menguji strategi dan taktik baru untuk menentukan apa yang paling efektif.
- Optimasi Tingkat Konversi: Fokus pada meningkatkan konversi pelanggan dari prospek ke pembeli.
- Pemasaran Viral: Menciptakan konten yang memiliki potensi untuk menyebar secara viral dan membawa pelanggan baru.
- Penyadaran terhadap Konten Gap: Identifikasi celah dalam informasi yang ada di pasar dan isi dengan konten yang sesuai.
Growth Hacking untuk Startup
Startup sering beroperasi dengan anggaran terbatas dan sumber daya yang terbatas. Mereka harus lebih kreatif dalam mencapai pertumbuhan yang cepat.
Inilah mengapa growth hacking sangat relevan untuk mereka. Dalam kasus startup, penting untuk merencanakan pertumbuhan dari awal dan mengidentifikasi konten gap yang dapat mempercepat penerimaan produk atau layanan.
Misalnya, startup yang menawarkan solusi e-commerce inovatif dapat mengidentifikasi celah dalam pengetahuan pelanggan tentang cara mengoptimalkan penggunaan platform mereka.
Dengan menciptakan panduan lengkap dan menjelaskan langkah-langkah pengoptimalan, startup ini dapat menarik perhatian calon pelanggan yang ingin memanfaatkan solusi ini sepenuhnya. Dalam hal ini, konten gap menjadi jalan cepat untuk mencapai pertumbuhan.
Growth Hack untuk Mentalitas
Growth hacking tidak hanya tentang strategi dan taktik, melainkan juga tentang mentalitas. Ini melibatkan keinginan untuk terus belajar, eksperimen, dan beradaptasi.
Terlalu sering, perusahaan terjebak dalam rutinitas yang sama, mengandalkan strategi yang sudah ada, dan enggan mencoba sesuatu yang baru.
Dalam konteks growth hacking, mentalitas yang positif terhadap perubahan sangat penting. Tim harus terbuka terhadap ide-ide inovatif dan siap untuk mencoba hal-hal baru.
Kesalahan dianggap sebagai peluang untuk belajar, bukan kegagalan.
Selain itu, penting untuk memiliki kegigihan. Pertumbuhan mungkin tidak selalu datang dengan cepat.
Perusahaan perlu mengembangkan ketahanan dan terus bekerja menuju tujuan pertumbuhan mereka tanpa menyerah ketika menghadapi rintangan.
Siapa Penemu Growth Hacking?
Growth hacking telah menjadi bagian integral dari dunia bisnis modern, tetapi siapa yang pertama kali mengusulkan konsep ini? Sejarah growth hacking terkait dengan nama Sean Ellis, seorang pemasar dan pengusaha yang mendefinisikan istilah ini.
Sean Ellis dikenal sebagai “ayah” growth hacking karena kontribusinya yang signifikan dalam mengembangkan pendekatan ini.
Dia pertama kali menggunakan istilah “growth hacker” ketika mencari seorang profesional pemasaran yang dapat membantu perusahaan mencapai pertumbuhan eksponensial.
Dia merasa bahwa pendekatan tradisional pemasaran tidak cukup, dan dia menciptakan posisi “growth hacker” untuk menggambarkan seseorang yang memiliki keterampilan khusus dalam mencapai pertumbuhan yang cepat.
Dari sana, konsep growth hacking mulai mendapatkan popularitas dan digunakan oleh banyak perusahaan, terutama startup, untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan dalam waktu singkat.
Kesimpulan
Growth hacking adalah pendekatan yang revolusioner dalam dunia bisnis dan pemasaran.
Pendekatan ini mencakup strategi eksperimental, taktik kreatif, dan, seperti yang telah kita bahas, identifikasi konten gap yang belum banyak dibahas.
Bagi startup dan perusahaan besar, growth hacking adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan yang cepat dan efisien di era digital yang kompetitif.
Ini tidak hanya tentang strategi, tetapi juga tentang mentalitas yang terbuka terhadap perubahan dan berani untuk mencoba hal baru.
Sean Ellis, “ayah” growth hacking, telah berperan penting dalam mempopulerkan konsep ini.
Growth hacking adalah pandangan baru yang menjanjikan di dunia bisnis, membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengisi celah dalam informasi di pasar mereka.